Pengembangan Perangkat Lunak Menggunakan Metode Terstruktur VS Berorientasi Objek: Memilih Pendekatan yang Tepat

Oleh: Erliyan Redi Susanto, M.Kom.
Pakar Rekayasa Perangkat Lunak
Tim Kelompok Keilmuan Rekayasa Perangkat Lunak

Pengembangan perangkat lunak telah menjadi aspek krusial dalam kehidupan sehari-hari kita, mendukung berbagai aktivitas dari aplikasi ponsel hingga sistem manajemen perusahaan. Dalam proses pengembangannya, dua pendekatan utama yang sering dibandingkan adalah metode terstruktur dan berorientasi objek. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi kedua metode ini, membahas kelebihan dan kelemahan masing-masing, serta memberikan panduan untuk memilih pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan proyek.

Baca Juga: Pengertian dan Teknik Text Mining

Metode Terstruktur: Fondasi Tradisional

Metode terstruktur, sebagai pendekatan tradisional, fokus pada pemisahan kode menjadi bagian-bagian terpisah yang menyelesaikan tugas tertentu. Struktur program yang terdiri dari fungsi-fungsi terpisah digunakan untuk mengatur aliran eksekusi program. Kelebihan utama dari metode ini adalah kemudahan dalam pemahaman dan pengembangan kode. Program yang terdiri dari fungsi-fungsi terpisah membuat alur program menjadi lebih sederhana, memudahkan debugging, dan pemeliharaan perangkat lunak. Namun, kelemahan utamanya adalah kurangnya konsep abstraksi yang kuat, menyulitkan pemodelan hubungan antara data dan fungsi-fungsi.

Metode terstruktur memiliki keunggulan dalam hal kemudahan pengembangan dan pemahaman, namun, kurangnya konsep abstraksi dapat menjadi hambatan dalam mengelola perangkat lunak yang kompleks.

Berorientasi Objek: Inovasi Modular

Berorientasi objek (OOP) membawa konsep yang lebih maju dalam pengembangan perangkat lunak. Dalam OOP, perangkat lunak dilihat sebagai kumpulan objek yang saling berinteraksi, setiap objek memiliki atribut dan perilaku yang didefinisikan oleh kelas-kelas. Modularitas dan reusabilitas kode adalah keunggulan utama OOP. Dengan menggunakan kelas dan objek, kode dapat diorganisir dengan cara yang lebih terstruktur dan dapat digunakan kembali dalam proyek lain. OOP juga mendukung konsep pewarisan, memungkinkan pembuatan hierarki kelas yang fleksibel dan mempermudah pemeliharaan.

OOP menawarkan keunggulan dalam hal modularitas dan reusabilitas, namun, memahami konsep dan desain OOP dapat memerlukan investasi waktu yang lebih besar.

Pertimbangan Pemilihan Metode

Dalam memilih antara metode terstruktur dan berorientasi objek, pertimbangan terhadap kebutuhan proyek dan tingkat kompleksitas perangkat lunak sangat penting. Untuk proyek sederhana dengan persyaratan yang jelas, metode terstruktur mungkin menjadi pilihan yang lebih sederhana dan cepat. Sebaliknya, proyek yang kompleks dan membutuhkan fleksibilitas serta reusabilitas tinggi dapat mendapatkan manfaat lebih besar dari pendekatan berorientasi objek. Penting untuk diingat bahwa pemahaman mendalam tentang konsep OOP diperlukan, dan implementasi yang buruk dapat menghasilkan desain yang tidak efisien dan performa yang buruk.

Pemilihan metode harus disesuaikan dengan kebutuhan proyek, tingkat kompleksitas, dan keahlian pengembang.

Baca Juga: PSG Vs Monaco: Mbappe Cetak Gol, Les Parisiens Menang 5-2

Kesimpulan

Metode terstruktur dan berorientasi objek keduanya memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Pemilihan pendekatan tergantung pada kebutuhan proyek, kompleksitas perangkat lunak, dan keahlian pengembang. Yang terpenting adalah memahami konsep dan prinsip di balik kedua pendekatan tersebut untuk membuat keputusan yang tepat dalam mengembangkan perangkat lunak yang baik dan dapat berkembang di masa depan. Dengan mempertimbangkan secara cermat, pengembang dapat memilih pendekatan yang paling sesuai untuk mencapai tujuan proyek dengan efektif.